Aku tidak tau apa itu cinta ...........
Tapi aku tau apa itu hidup.
Hidup itu pedang
Dan ia melukaiku
(alegi kala gerimis, ketika aku terlupakan)
Aku tidak tau apa itu cinta ...........
Tapi aku tau apa itu hidup.
Hidup itu pedang
Dan ia melukaiku
(alegi kala gerimis, ketika aku terlupakan)
kutulis tiga kata keramat
aku menyayangi engkau
pada selarik sajak
kulepaskan geloraku
pada jiwa yang lamat
lalu awan senja bergerak
jernih menembus udara,
DAN, rima bergayut di ujung hujan
pada selarik sajak
diksi yang menarikku
menyeret langkah berat
aku menyerah pada sajak
kutelanjangi diriku
dalam kabisat yang liat
angkau menarik irama berat
sajak dalam belantara harimau
sudahkah kukatakan bahwa,
aku menyayangi engkau
kau tawarkan cawan insaf pada damai
lalu kubalikkan itu kedalan kubangan racun
perangku dengan jiwaku hampir abadi
lalu kecubung malam datang
bersama angin dan kelam angan
lalu kubalikan lagi cawan itu
dan kutemukan tangisan kecilku
dalam tangisan kecilku
ada anganku
dalam anganku
ada tangisanku
dan dalam tangisanku
kau tadahkan tangan
Bersemburan darah dari otaknya
Saat polisi menyambangi
Kerumunan bingar
Karena takjub
Dia lepaskan penat
Pada hitam aspal
Melengguh lemah
Lalu mati
Ibunya yang rapuh
Tersimpuh di kamar mandi
Menyesali tuhan
Yang mengambil anaknya
Tadi pagi
Sebab cinta
Ia fahami salah
Jalanan
Menjadi tempat membuang resah
Ia memacu detak jiwanya
Mencoba meninggalkan beban
Rumah bukan tempat mengadu
Jalanan menjadi ibu
Sebab ibu
Engkau terlambat menjemput zaman
Anak manja
Hilang bimbingan
Sebab cinta
Ia fahami salah
Bersemburan darah dari otaknya.
Banjarmasin, maret 2008