Kamis, 23 Oktober 2008

&&&&

Aku tidak tau apa itu cinta ...........

Tapi aku tau apa itu hidup.

Hidup itu pedang

Dan ia melukaiku

(alegi kala gerimis, ketika aku terlupakan)

Jumat, 25 Juli 2008

hari ini



Hari ini aku mendapat oleh-oleh yang dibawakan Rembulan ketika mampir ke Bumi....

salam damai

Kamis, 03 Juli 2008

lagi ngga mood nehh..

Ada masa ketika keinginan berjatuhan, dikalahkan oleh kepentingan. Maka kesedihan yang tertuai. Serasa ada ruang kosong didalam diriku sekarang ini. Begitu banyak harapan yang kandas, bayangan kesenangan dan kebahagiaan hanya melintas didepan wajahku beberapa hari ini. aku sedih karena setipa kali menulis disini harus selalu bercerita tentang kesedihan dan kepiluan hidupku saja. Entah kapan aku akan bercerita tentang kebahagiaan dan kegembiraan pada dunia maya ini. Yang mana yang maya sebenarnya aku menjadi bingung sekarang ini.
entahlah....., mungkin benar waktu adalah penyembuh yang paling ampuh untuk penyakit perasaan seperti ini. salam....,

Sabtu, 07 Juni 2008

PADA SELARIK SAJAK

Pada selarik sajak

kutulis tiga kata keramat

aku menyayangi engkau

pada selarik sajak

kulepaskan geloraku

pada jiwa yang lamat

lalu awan senja bergerak

jernih menembus udara,

DAN, rima bergayut di ujung hujan

pada selarik sajak

diksi yang menarikku

menyeret langkah berat

aku menyerah pada sajak

kutelanjangi diriku

dalam kabisat yang liat

angkau menarik irama berat

sajak dalam belantara harimau

sudahkah kukatakan bahwa,

aku menyayangi engkau

BERDAMAI DENGAN HIDUP

ketika pagi yang kemarin kulalui

kau tawarkan cawan insaf pada damai

lalu kubalikkan itu kedalan kubangan racun

perangku dengan jiwaku hampir abadi

lalu kecubung malam datang

bersama angin dan kelam angan

lalu kubalikan lagi cawan itu

dan kutemukan tangisan kecilku

dalam tangisan kecilku

ada anganku

dalam anganku

ada tangisanku

dan dalam tangisanku

kau tadahkan tangan

Selasa, 03 Juni 2008

Sepi dan Aku

Angkat aku dari tempatku
yang dingin, kecewa dan sepi

ingin ku teluh para pengelana malam
karena selalu membisikkan syahwat pada sibujang

seratus mahkota raja
bukan kekuatan yang bisa menarikku
bilur hitam pada mata
berbicara tentang kegalauan

Minggu, 01 Juni 2008

salam damai

Hari ini kompas "BORNEO" 30 tahun sudah umurnya. Selamat ulang tahun, semoga menjadi yang terbaik dimata Tuhan YME.

Sabtu, 10 Mei 2008

kebodohan

kadang kita menyadari kita melakukan kebodohan dalam hidup kita, namun kita biarkan saja. karena kebodohan itu begitu indah, begitu menghanyutkan, membuat kita tenggelam dalam kesenduan yang begitu nikmat, begitu syahdu, begitu nakal, bahkan juga menggairahkan. dan itulah aku malam ini. kubiarkan hatiku menuntunku, melangkah mengikuti hasrat yang menggelora, dan menemukan ujungnya begitu sedih dan sendirian. aku ingin diangkat dari tempatku yang dingin, gelap dan sendirian.

Minggu, 04 Mei 2008

Kenanganku

Terang jiwa bukan untukku
laju harap melandai
kencang riak melembut
ketika angin semilir menepi

Pulang ke angan
membuat ku hanyut
remah kehidupan
ku kuliti dengan gemetar

Sekeranjang kenangan
terbuang percuma
terlindas di aspal sepi
meraung rebah ke pelukan kala

Ku lompati waktu
kakiku lumpuh
tersangkut pada kawat berduri
kulitku berdarah

Melandai
melembut
menepi

Rabu, 30 April 2008

Politik Dungu

Gw punya kejadian lucu beberapa hari yang lalu. Saat menyelesaikan sebuah urusan dikantor pemerintah. Seorang bapak-bapak dari sebuah partai kayaknya, juga lagi urusan, minta duit. Buat acara apa gitu...., gw gak jelas juga. Cuman terbetik dalam pemikiran gw, betapa lemahnya sistem politik partai kita. Seharusnya yang namanya partai itu dibangun dari basis massa kan. Sehingga untuk urusan biaya jalan-jalan kayak gini tidak perlu minta sama pemerintah. Kemudian ceritanya berlanjut man. Ada bapak-bapak juga yang datang lebih duluan dari gw, sedang bapak yang tadi belakangan, maksa pula ingin cepat-cepat. Nah dia ini datang juga buat minta duit buat urusan menjid, dikampung nya sono. Terbangunlah sebuah percakapan, tentang partai tadi, si bapak yang urusan mesjid nanya, dikampungnya sono ada ngga cabang partai bla bla tadi. Yang urusan partai jawab, ada sih cuman ngga bagus, trus dia langsung nanyain tuh bapak yang urusan mesjid mau ngga ngurusin cabang partai tersebut dikampungnya dia. Tuh bapak-bapak yang urusan mesjid bilang mikir-mikir dulu, hehehe sambil malu-malu. Tergambar bukan bukan betapa lemahnya sistim perpolitikan partai kita, sehingga fungsi partai sebagai kontrol dan oposisi bagi pemerintah wajar menjadi sangat lemah, kalau tidak mau dibilang tidak ada. Hal ini juga terjadi karena elit partai dikita umumnya hidup terpisah dari basisnya. sehingga menggunakan masyarakat hanya ketika akan Pemilu. Masyarakat menerima partai sebagai mesin uang, bukan untuk tujuan perjuangan politik. pengertian politik didalam partai pun sudah terdistorsi, menjadi sekedar merebut kekuasaan. Hal lain adalah bahwa partai politik kita tidak punya garis idiologi yang jelas. Ada juga yang mendompleng agama sebagai idiologinya, kemudian mengakui pemeluk agama tertentu sebagai basis massanya. Yang terjadi adalah mereka tidak punya massa yang valid kecuali massa mengambang. Masyarakat sekali lagi menjadi pihak yang terbodohi karena kurangnya pendidikan politik baik oleh partai ataupun pemerintah dan juga dunia pendidikan, maka yang ada adalah 20 ribu untuk satu suara. Bahkan hak dan cita-citapun sudah terbeli. Opo ikiiiiiii.......

Kamis, 24 April 2008

SEPI

Kegelapan hanyalah ilusi pada indera, cahaya bisa datang dari hati, jika itu mungkin. Aku ingin lepaskan kegamangan jika pertarungan ini sudah selesai.

?????

Sebuah dunia baru saja dimulai, ketika angin memahatkan jejak nya pada lautan. Buih mengambang meninggalkan laut, meresap ke pasir pantai. Jangan.....! jangan tinggalkan jejak kakimu pada pasir, itu akan menyakitimu. Pandang saja nyiur yang melambai itu, dia mengajak kita terbang menuju awan putih di ujung karang sana. Cecamar di seberang pandang, menepis buih, mengambil inti kehidupan untuk kita nikmati bersama. Kau, aku, cecamar itu adalah impian yang ada dalam sandiwara dipanggung manusia.

Minggu, 06 April 2008

Batin Curam

Ku usap air mata
dengan untaian kabut

Di ujung jeram
kau hadir

Desau tirta
pada malam

Hilang

Aku tenggelam

Sepi..........,

"

Hawa hitam berkumpul dihatiku
naik kemataku
Hitam ; harus hati2 sekarang
mautmu tinggal sejengkal
menjauhlah.........!

Aku menjadi Aku

Berkelana pada rimba malam
tersenyum simpul pada bulan ;
sebuah purnama dirimba malam
hiasan awan sebentuk awan

Mencecap kabut dari gunung
lembah hijau mengelam
raungan srigala jalang
menyalakan inti kehidupan

Menjadi badai
mengelana langit
menepi kepantai
menepis cita legit

Tujuh samudra bertepi tembaga
tempat singgah para pemberani
lepas angan nista
lalu menjadi sunyi

Terpisah ribuan kali pada titik mati
oh...., Betara Kali
sebarkan bumi bibit abadi
biarkan tumbuh jiwa suci

Kembali

Kuterabas ilalang di padang
memahat jejak pada angin
mengalun ;
mengejar ujung langkah

Aku ingin berpaling
pada riang kutilang
didahan rindang
berpeluk irama dundang

senjakala merah diujung ufuk
menyampaikan alamat pada nurani
bahwa senja sudah datang
kembali saja pada rentang langkah

Dua wajah tersenyum

Dua wajah muram
tersenyum padaku
mengabarkan masa depan
negeri yang gemilang

Makmur
sementara minyak tanah
susah didapat

Rindang
sementara hutan
meranggas redam

Riang
sementara anak negri
dijual keluar negri

Subur
sementara petani
susah memanen
ladangnya sudah terbeli

Dua wajah muram
tersenyum tipu tipu
bilang petani yang salah
hutan akan tumbuh
anak negri akan kembali

Sementara parade tikus
meringis tersenyum
sambil kentut
lalu menari lagu nostalgia

Kerbau
tak lagi kuat menarik bajak
rumput dikorupsi

Mari kita angkat pedang !!!
acungkan kelangit !!!
rebut kuasa salah atas negri ini ....,

Rabu, 12 Maret 2008

BALADA ANAK MANJA

Bersemburan darah dari otaknya

Saat polisi menyambangi

Kerumunan bingar

Karena takjub

Dia lepaskan penat

Pada hitam aspal

Melengguh lemah

Lalu mati

Ibunya yang rapuh

Tersimpuh di kamar mandi

Menyesali tuhan

Yang mengambil anaknya

Tadi pagi

Sebab cinta

Ia fahami salah

Jalanan

Menjadi tempat membuang resah

Ia memacu detak jiwanya

Mencoba meninggalkan beban

Rumah bukan tempat mengadu

Jalanan menjadi ibu

Sebab ibu

Engkau terlambat menjemput zaman

Anak manja

Hilang bimbingan

Sebab cinta

Ia fahami salah

Bersemburan darah dari otaknya.

Banjarmasin, maret 2008

Jalang

Engkau jalang ?
Bukan..!!!!!
Itu aku
Aku yang Mencintai engkau

Engkau Jalang
Iya..
Itu engkau
Engkau yang mencintai aku

Kita jalang ?
iya...!!!
Itu kita
Kita yang melupakan DIA.

Terang Angan

Dalam terang sebuah Angan
Ku ucapkan harap
Mentari yang berdawai cahaya
Menyanyikan lagu kita

Terangnya sebuah angan
Terbirit mengejar harapan
Menarik tali celana yang longgar
Menghukum keabadian dalam kawah fana

Lepas kendali

Hilang nyali

Lebur dalam rentang

Dawai cahaya dari balik awan
Apakah rumah bagi malaikat
Apakah tangga menuju tuhan
Ataukah tiang gantungan untuk angan

Hilang nyali

Lebur dalam rentang

Lepas Kendali

Redam kemudian suara angin
Purna dalam perut sang kala
Menghiba kemudian dingin
Datang pada rumah berhala

Hilang nyali

Raup sepi
Taburkan pada istana hati
Lama kemudian di sentuh Rabbi
Dapatkan kendali

Materi Apa

Kau kupas bintang
Dengan tangan luka
Kau yakinkan rentang
Materi itu fana

Lalu apa kekal
Kau ucap saat zina
Lalu apa kekal
Dalam Lena

Dua gubuk rapuh
Fana dalam luas samudra
Kau semburkan sepah
Karena tak lagi berasa