Rabu, 12 Maret 2008

BALADA ANAK MANJA

Bersemburan darah dari otaknya

Saat polisi menyambangi

Kerumunan bingar

Karena takjub

Dia lepaskan penat

Pada hitam aspal

Melengguh lemah

Lalu mati

Ibunya yang rapuh

Tersimpuh di kamar mandi

Menyesali tuhan

Yang mengambil anaknya

Tadi pagi

Sebab cinta

Ia fahami salah

Jalanan

Menjadi tempat membuang resah

Ia memacu detak jiwanya

Mencoba meninggalkan beban

Rumah bukan tempat mengadu

Jalanan menjadi ibu

Sebab ibu

Engkau terlambat menjemput zaman

Anak manja

Hilang bimbingan

Sebab cinta

Ia fahami salah

Bersemburan darah dari otaknya.

Banjarmasin, maret 2008

Jalang

Engkau jalang ?
Bukan..!!!!!
Itu aku
Aku yang Mencintai engkau

Engkau Jalang
Iya..
Itu engkau
Engkau yang mencintai aku

Kita jalang ?
iya...!!!
Itu kita
Kita yang melupakan DIA.

Terang Angan

Dalam terang sebuah Angan
Ku ucapkan harap
Mentari yang berdawai cahaya
Menyanyikan lagu kita

Terangnya sebuah angan
Terbirit mengejar harapan
Menarik tali celana yang longgar
Menghukum keabadian dalam kawah fana

Lepas kendali

Hilang nyali

Lebur dalam rentang

Dawai cahaya dari balik awan
Apakah rumah bagi malaikat
Apakah tangga menuju tuhan
Ataukah tiang gantungan untuk angan

Hilang nyali

Lebur dalam rentang

Lepas Kendali

Redam kemudian suara angin
Purna dalam perut sang kala
Menghiba kemudian dingin
Datang pada rumah berhala

Hilang nyali

Raup sepi
Taburkan pada istana hati
Lama kemudian di sentuh Rabbi
Dapatkan kendali

Materi Apa

Kau kupas bintang
Dengan tangan luka
Kau yakinkan rentang
Materi itu fana

Lalu apa kekal
Kau ucap saat zina
Lalu apa kekal
Dalam Lena

Dua gubuk rapuh
Fana dalam luas samudra
Kau semburkan sepah
Karena tak lagi berasa