Selasa, 03 Agustus 2010

Atlantis, the lost Continent Finally Foud Dan, Wow....??? itu di Indonesia ???


“Misteri dunia yang sebenarnya adalah apa yang terlihat, bukan apa yang tidak terlihat”. (Oscar Wilde, dari : Atlantis the last continent finally found)
Sudah lebih dari sebulan sejak menyelesaikan membaca buku ini, pertanyaan yang dihasilkannnya masih bergaung di dalam kepala. Benarkah..? Indonesia adalah tempat lahirnya peradaban dunia yang bernama Atlantis, pada Zaman Es awal (Kala Pleistosen).
Buku ini menohok semua pengetahuanku yang ada sekarang, bahkan agama. Dan tohokan itulah yang terasa menggelisahkan sampai sekarang, terutama soal agama. Sedikit marah pada Prof. Arysio Santos, Geolog dan Fisikawan Nuklir dari negeri yang berhasil memiliki secara tetap piala dunia dunia pertama dan menghasilkan pemain bola hebat lebih banyak dari negeri manapun dunia ini, Brazil.
Tapi kemarahanku sia-sia saja, sebab tidak mampu untuk “membantah”. Bagaimana tidak, buku ini adalah hasil dari 30 tahun penelitian ilmiah melintasi hampir seluruh disiplin ilmu. Tentunya juga dengan keterbatasan pengetahuan yang aku miliki. Singkatnya, sudah kalah start, dan tentu saja sampai sekarang, aku belum juga start, kalau mau (dan sebenarnya tidak bisa) membandingkan diri dengan si Prof. Arysio.
Sekarang dengan bisikan Sound of Silent-nya Simon & Ganrfukel di dapur rumah, Prof. Arysio Santos berkata “ Di sini, kami membuktikan Identitas Eden sebagai Atlantis serta menunjukkan lokasi sesungguhnya di Taprobane (indonesia). Di sana, kami menemukan bekas bekas keberadaan sebuah benua besar yang kini terbenam di bawah laut, yang sekarang disebut dengan Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. Dan, kami juga menemukan bahwa benua yang sekarang tenggelam ini merupakan sumber peradaban yang sebenarnya, dimanapun budaya bercocok tanam dan temuan sejenis mendasar diciptakan sejak dahulu kala”. Dan hancur ketika zaman Pleistosen (zaman es) berakhir.
Itu mengejutkan bagi saya, karena diyakini selama ini, Indonesia memasuki jaman yang disebut sejarah, baru pada abad ke 5 Masehi, ketika prasasti Yupa di Kutai Kartanegara di tulis. Sementara sejak jaman ketika manusia diyakini bermigrasi keberbagai benua, Pleistosen awal, manusia Indonesia masih mengembangkan ciri khas ras-nya. Bukan sebuah peradaban yang sangat maju.
Peradaban pulau Kreta-minoa, yang diyakini sebagai salah satu peradaban tertua yang ditemukan, adalah keberlangsungan berikutnya dari peradaban Atlantis yang dihancurkan oleh dua pilar Herkules-nya, yang diyakini sang profesor sebagai gunung Krakatau dan Toba. Tentunya ledakan Krakatau yang jauh lebih awal dan lebih besar dari ledakan yang sekarang bisa kita bayangkan.
Bangsa kulit putih juga berasal dari daratan yang bernama atlantis ini. Karena mereka kemudian bermigrasi ke pulau-pulau dan benua lainnya. Dan sampai di Eropa pada era yang tidak disebutkannya.
Menurut Prof. Arysio, semua kebudayaan besar berhubungan. Dari Eropa, Amerika dan Asia. Semua mempunyai ide yang sama tentang kebudayaan dan asal usul budaya mereka. Hanya istilah bahasa dan pola linguistik saja yang membedakannya. Ide utama dan awal kebudayaannya sama.
Argumen utama teorinya adalah, ketika es masih meliputi seluruh permukaan bumi, maka daerah yang paling masuk akal untuk dikatakan tropis adalah daerah yang paling dekat dengan Khatulistiwa yaitu Benua Atlantis (Indonesia). Dengan kesuburan wilayahnya, maka Benua Atlantis memenuhi syarat untuk bisa berkembangnya sebuah kebudayaan yang maju. Dan karena perang dan keserakahan, seperti kata Plato, mereka runtuh.
Dengan 673 halaman buku ini, begitu banyak argumen yang harus dicerna. Plato yang menjadi pemicu utama perdebatan Atlantis, tidak pernah menggambarkan secara tepat di mana tempat yang disebutnya dengan Benua Yang Hilang tersebut, tempat Kebudayaan dimulai. Setidaknya kebudayaan yang kita kenal sekarang. Perdebatannya mengarah pada, apakah Atlantis nyata atau hanya Science Fiksi-nya Plato. Dan Prof. Arysio adalah orang yang yakin Atlantis itu ada.
Indonesia, berupa ratusan suku bangsa yang mendiami tempat ini sekarang. Tidak disinggung banyak dalam buku ini kecuali sedikit tentang burung Garuda yang sekarang menjadi lambang negara kita.
Kalau dengan argumen Prof. Arysio bahwa kebudayaan yang ada sekarang tidak mungkin berkembang tanpa adanya pengetahuan yang lebih terdahulu, yang diyakini-nya dengan Atlantis. Maka kemudian, kebudayaan apa yang membuat Atlantis bisa semaju seperti yang di katakan Plato. Adakah juga kebudayaan sebelum Atlantis....... ?
Mohon petunjuk, tentang semuanya, bagi yang bersedia membaca keluh kesah ini.
Dari pojok meja makan,
Marabahan, 1 Agustus 2010

Tidak ada komentar: